Notice: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u1036431/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 36
Bagaimana Cara Mengelola Guru Milenial? - KPI Indonesia

Bagaimana Cara Mengelola Guru Milenial?

Generasi milenial adalah generasi yang lahir diantara tahun 1980-1996 (ada pendapat lain yang menyampaikan 1980-2000). Jika dibuat rata-rata maka usia generasi milenial kurang lebih diantara umur 19-36 tahun.

Jika dilihat dari rentang umur, maka generasi milenial ini mendominasi di organisasi kita. Sekolah yang didominasi oleh guru-guru milenial dengan karakteristik unik dan khasnya perlu mendapatkan perhatian serius oleh para pimpinan yang ada di sekolah.

Menurut Gallup, salah satu perusahaan konsultasi manajemen kinerja global asal Amerika Serikat, beberapa laporan terakhir diperoleh informasi studi SDM milenial (guru milenial). Sebanyak 1733 sekolah swasta di Amerika Serikat saat para pimpinannya ditanya tentang seberapa mengerti para pimpinan sekolah tentang kebutuhan guru-guru milenial yang ada di sekolah yang dipimpin? Hasilnya, sebanyak 6% menyatakan paham dan mengerti kebutuhan guru milenial.

Jika dilihat dari data tersebut hanya sebagian kecil pimpinan sekolah yang paham betul terkait dengan kebutuhan dan keinginan guru milenial yang ada di sekolah tersebut. Bagaimana dengan sisanya? Sebanyak 94% sisanya menyatakan tidak mengerti dan paham. Lalu bagaimana dengan anda? Sudahkah anda memahami kebutuhan dan keinginan guru milenial di sekolah anda?

Kita perlu memahami karakter mereka sebelum memberikan treatment yang tepat. Menurut studi dari Gallup, ada 4 karateristik generasi milenial yang perlu kita ketahui sebelum mengelola mereka, yaitu:

1. Unattached

Hampir mayoritas generasi milenial tidak menyukai terkekang oleh pekerjaan dan tempat kerja serta waktu kerja. Jika disuruh memilih, kebanyak mereka berharap dapat bekerja dengan waktu dan tempat kerja yang fleksibel. Sebagian dari mereka kurang menyukai komitmen yang sifatnya terlalu mengikat dan mengekang.

2. Connected.

Mereka terlahir dan besar dengan perkembangan teknologi informasi. Tidak heran mereka tidak bisa dijauhkan dari gadget kesayangan mereka. Mereka memilih berinteraksi melalui smartphone dan membuat jejaring serta mencari informasi.

3. Unconstrained.

Mereka sulit menerima “cara lama” yang digagas generasi lama (generasi X dan Y). Mereka cenderung menyukai perubahan dibandingkan cara lama yang dijadikan patokan. Mereka juga mencari pimpinan yang memperdulikan mereka sebagai pekerja sekaligus sebagai manusia sosial.

4. Idealistic.

Hampir semua generasi milenial mempunyai ideologi dan prinsip yang sangat kental. Mereka optimis dan mencari pekerjaan yang mampu memberikan nilai serta arti lebih dan membuat mereka merasa penting. Jika mereka tidak mendapatkan hal tersebut, mereka membuka diri untuk mencari tempat kerja lain yang menurut mereka terbaik dan cocok dengan tujuan besar masa depan mereka.

Dari karakter milenial tersebut, paling tidak ada 3 hal yang paling diinginkan oleh para guru milenial di lembaga atau sekolah yang menaungi mereka, yaitu:

1. Mereka menginginkan pimpinan yang mampu menjelaskan dan menginstruksikan tujuan dan prioritas yang jelas. Terkadang, pimpinan memberikan informasi terkait dengan tujuan dan prioritas yang kurang jelas. Sikap kritis yang dimiliki oleh para guru milenial menuntut pimpinan mempunyai gaya komunikasi yang baik, sehingga setiap informasi terutama berkaitan dengan penyampaian tujuan dan prioritas tidak menjadi bias dan membingungkan.

2. Mereka menginginkan dalam lembaga terjadi komunikasi dan umpan balik yang berkelanjutan. Jadi tidak hanya di sidak atau disupervisi mendadak, namun mereka memerlukan komunikasi efektif serta umpan balik pasca supervisi secara intens dan kontinyu. Para guru milenial menurut Gallup, sangat mengharapkan pola komunikasi dan mentoring terjadi bukan terjadi spontan, namun berupa coaching yang tersistematis dan berkelanjutan.

3. Mereka sangat ingin dikenal. Baik secara personal maupun diberikan panggung dan kesempatan untuk unjuk kebolehan. Pemberian tugas yang memberikan porsi pilihan serta kreativitas lebih disukai ketimbang tugas dan instruksi yang sifatnya kaku dan mengekang.

Nah, sudahkah guru milenial di lembaga anda mendapatkan apa yang mereka inginkan? SDM tangguh terutama guru milenial ini adalah investasi masa depan lembaga. Pastikan anda mengetahui apa yang paling mereka inginkan dan harapkan saat bersama-sama dengan mereka membangun organisasi anda di masa kini dan di masa depan.

Bagikan Artikel :

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on telegram
Telegram
Share on pinterest
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Support Aplikasi Menyenangkan Bagi Guru dan Siswa

Di era pandemi saat ini wabah virus covid-19 menjadikan pembelajaran tatap muka menjadi tidak relevan dampaknya para guru dipaksa untuk melakukan pembelajaran secara online. Bahkan …

Read More →

Tantangan Membaca di Era Digital

Era digital sekarang ini ternyata secara tidak sadar mengubah kegiatan yang kita kenal sebagai membaca. Tidak hanya itu, era digital juga telah mengubah pengertian membaca, cara orang …

Read More →

Workshop Menuju Sekolah Bermutu

Mulai tanggal 27 September sampai dengan 29 September dilangsungkan workshop yang ditujukan untuk membenahi manajemen sekolah di SDIT An Nahl Tabalong Kalimantan Selatan. Kegiatan ini …

Read More →